oleh: Prof H Dadang Kahmad
Pada pagi hari yang cerah, Rasulullah SAW berjalan bersama para
sahabat. Waktu itu, mereka menyaksikan seorang pemuda membelah kayu
penuh semangat. Kemudian seorang sahabat berkata, "Seandainya semangat itu digunakan untuk berjihad di jalan Allah..."
Rasulullah SAW yang mendengar perkataan sahabat, lantas bersabda, "Apabila
keluarnya dia dalam rangka mencari nafkah untuk anaknya yang masih
kecil, itu juga termasuk jihad fi sabilillah. Jika keluarnya dalam
rangka mencari nafkah untuk orangtuanya yang tua, maka itu juga jihad fi
sabilillah. Kalau pun keluarnya dia dalam rangka mencari nafkah untuk
diri sendiri demi menjaga harga diri, maka itu juga termasuk jihad fi
sabilillah. Tetapi, bila keluarnya dia disertai riya dan hura-hura, maka
itu merupakan usaha di jalan setan." (HR Thabrani).
Hadis
di atas memberi pesan kepada kita, bekerja merupakan aktivitas mulia
yang patut dilakukan seluruh Muslim di mana pun berada. Sebab, di dalam
Islam, bekerja berarti melakukan aktivitas bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang lain.
Dengan bekerja, seorang Muslim akan memperoleh
dan menghasilkan nilai tambah materi sehingga kebutuhan mereka
terpenuhi. Tak heran, bila Nabi Muhammad SAW memasukkan pekerja atau
pengusaha pada golongan orang yang melakukan jihad fi sabilillah.
Para
pekerja, pedagang, pengusaha, dan profesi lain bila dari kedalaman hati
berniat memberikan manfaat dari kerja yang dilakukan, posisinya sama
dengan jihad. Apa pun profesi asalkan diperoleh dengan halal, pekerjaan
itu merupakan bentuk ibadah yang besar pahalanya.
Bekerja ialah
tradisi kenabian yang paling panjang melintasi zaman. Para Nabi dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tidak bergantung pada pemberian
orang lain sebab mereka memiliki profesi masing-masing.
Nabi Daud
misalnya, menjalani profesi sebagai pengrajin. Nabi Yusuf juga
menjalani profesi sebagai bendahara negara. Bahkan, Nabi Muhammad SAW,
sebelum diangkat menjadi nabi oleh Allah, bekerja sebagai penggembala
dan pedagang.
Allah SWT berfirman, "Katakanlah: Wahai kaumku,
bekerjalah sekuat kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat demikian.
Kelak kamu akan mengetahui, siapakah memperoleh hasil yang baik dari
dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan
mendapatkan keberuntungan." (QS Al- An'am [34]: 135).
Ayat
di atas, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya bekerja bersama
Allah. Ketika hendak melaksanakan tugas dalam pekerjaan, niat yang
ditanamkan hendaknya ditujukan untuk beribadah kepada-Nya.
Maka
ketika di dunia ada orang miskin, kaya, dan orang berkecukupan, ini
bukan berarti derajat di sisi Allah menjadi berbeda. Profesi apapun yang
kita jalani dengan penghasilan materi yang kecil, misalnya, belum tentu
bernilai kecil di hadapan Allah.
Hasil yang baik, dalam ayat di
atas, artinya sekecil apa pun yang diperoleh dari pekerjaan kita, harus
memiliki manfaat bagi lingkungan sekitar. Kerja keras yang dilakukan
siapa pun akan mendapatkan berkah tak terkira bagi kehidupannya.
Bagi
seorang pekerja keras, Allah SWT akan mengganti setiap tetesan
keringatnya tak hanya dengan materi di dunia tetapi juga dengan pahala
di akhirat kelak. Islam tidak menganjurkan umatnya untuk menengadahkan
tangan mengharap belas kasih orang lain.
Dengan bekerja, kita
seolah sedang berupaya menciptakan kekuatan umat Islam di kancah global.
Karena itulah, tak heran apabila bekerja diposisikan sebagai salah satu
bentuk jihad fi sabilillah.
Islam menghormati pekerja yang keringatnya membasahi tubuh, daripada peminta-minta yang mengharapkan belas kasih orang lain.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh,
seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan
memikul ikatan kayu itu, maka lebih baik daripada ia meminta-minta
kepada seseorang, baik itu memberinya atau tidak." (HR Al-Bukhari dan Muslim). Wallahua'lam
sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/14/06/03/n6kopd-kerja-yang-bersemangat
ELIM MEDICAL CENTER
BalasHapusMembutuhkan Segera ANALIS LABORATORIUM untuk Klinik Swasta
PERSYARATAN:
1. Berorientasi pada pelayanan Pasien,Ramah dan memiliki kemampuan komunikasi yang cakap
2. Memiliki keterampilan komunikasi, interpersonal dan kepribadian yang kuat,
3. Memiliki komitmen dan integritas yang tinggi, Jujur, Rajin, Tekun, Teliti dan Tanggung Jawab,
4. Memiliki motivasi tinggi untuk belajar, Rapi dan berpenampilan menarik,
5. Mampu bekerja dalam team, Memiliki keterampilan menggunakan computer,
6. Pendidikan : Pendidikan DIII Analis Lab , diutamakan Perempuan usia Max 30 Tahun,
7. Penempatan di Bandung, Jam kerja sesuai jadwal.
Kirimkan surat lamaran (tulis posisi yang dilamar di amplop /di subjek email ), CV, Pas Photo 4x6, Fotocopy Ijazah, Surat Referensi / Pengalaman kerja, KTP beserta nomor telepon / HP yang dapat dihubungi ke alamat:
HRD . ELIM MEDICAL CENTER
Jl. Jend. Sudirman No. 190 – Bandung 40181
Alamat email : recruitment.elimmedicalcenter@gmail.com
Hub. HRD EMC Telp : 022 6029696, 6029797 Ext. 303
KLINIK UTAMA ELIM
BalasHapusMembutuhkan Segera
ANALIS LABORATORIUM
• PERSYARATAN KHUSUS
– Pendidikan sesuai bidangnya;
– Usia maks. 32 thn;
– memiliki pengalaman bekerja di bidang yang sama ;
– Fresh graduate welcome .
• PERSYARATAN UMUM
– Berorientasi pada pelayanan Pasien ( ramah & memiliki kemampuan komunikasi yang cakap ) ;
– memiliki interpersonal & kepribadian yang kuat ;
– memiliki komitmen & integritas yang tinggi ( jujur, rajin, tekun , teliti & tanggungjawab) ;
– jujur , disiplin waktu & mampu bekerja dalam team ;
– Penempatan di Bandung ,jam kerja sesuai jadwal .
Kirimkan surat lamaran (tulis posisi yang dilamar di amplop /di subjek email ), CV, Pas Photo 4x6, Fotocopy Ijazah, Surat Referensi / Pengalaman kerja, KTP beserta nomor telepon / HP yang dapat dihubungi ke alamat:
HRD . KLINIK UTAMA ELIM
Jl. Jend. Sudirman No. 190 – Bandung 40181
Alamat email : recruitment.elimmedicalcenter@gmail.com
•TELP:
022-6029696 /6029797/ Ext. 303
•FAX
022-6077852